Dayintapinasthika's Blog

January 12, 2014

Opini kasus pelanggaran hukum yang di awali dengan pelanggaran etika di tahun 2013

Filed under: Uncategorized — dayintapinasthika @ 12:15 pm

Setiap profesi di Indonesia bahkan di dunia pasti memiliki kode etiknya sendiri. Tetapi banyak yang melanggar hukum karena melanggar kode etik dari setiap profesi yang beragam. Di Indonesia sendiri pada tahun 2013 banyak kasus-kasus pelanggaran kode etik seperti dibidang ekonomi, maupun etika berlalu lintas.
Pada tulisan kali ini, saya akan membahas mengenai kasus pelanggaran hukum etika berlalu lintas yang dilakukan oleh Abdul Qodir Jaelani atau yg akrab disapa dul, putra dari musisi Ahmad Dhani.

Lagi-lagi kecelakaan maut terjadi di Tol jagorawi yang ditengarai menewaskan 5 orang pengguna jalan dan menyebabkan 10 lainnya luka-luka. Diketahui dari sumber yang saya baca kecelakaan tersebut bermula ketika sebuah mobil sedan lancer yang berjalan melewati arah berlawanan setelah sebelumnya menabrak pembatas jalan memasuki jalur arah berlawanan dan menghantam mobil grand max dan avanza.

Kasus ini menjadi luar biasa karena dalam kecelakaan itu pengemudi mobil lancer tersebut ternyata adalah Abdul Qodir Jaelani (13 Thn) anak dari Ahmad Dhani, musisi sekaligus selebritis kenamaan Indonesia. Mengenai kronologis pasti kasus ini sendiri sampai sekarang masih simpang siur karena saat ini dul masih menjalani perawatan di RS Pondok indah jakarta.

Pada kesempatan kali ini sebagai dokter saya tidak akan membahas kronologi kecelakaan atau mengenai korban tewas dalam kecelakaan tersebut. Tapi lebih dikaitkan pada psikologi anak dihubungkan dengan cara mendidik anak dan pengaruh tumbuh dewasa dalam keluarga broken home. Karena seperti kita tahu Kedua orang tua anak tersebut (Dhani dan Maia) bercerai pada beberapa tahun silam.

Ternyata tidak menjamin sebuah kebahagiaan, ketika popularitas, harta melimpah dapat membuat orang menjadi bahagia. Lihat saja bagaimana yang terjadi pada anak-anak ahmad dhani. Walaupun bisa dibilang semua kemauan dan keperluan mereka dipenuhi nyatanya tidak bisa membuat anak mereka bahagia seutuhnya.

Saya tidak mengenal secara langsung ahmad dhani, tapi dari beberapa tayangan infotainment terlihat bagaimana ahmad dhani mendidik anak-anaknya dengan penuh kebebasan. Bebas disini terlihat ahmad dhani tidak terlalu memikirkan kualitas pendidikan dasar anak-anaknya dan memilih mendidik mereka sesuai kemauan anaknya.

Bagaimana ceritanya anak usia 13 tahun sudah diijinkan untuk mengendarai mobil dijalan raya, sementara syarat untuk mendapatkan Surat Ijin Mengemudi (SIM) saja salah satunya harus berusia diatas 17 tahun dan sudah mahir untuk mengemudikan mobil. Dibenarkan info dari Polda metro bahwa “Dul” diketahui memang belum memiliki SIM.

Kecelakaan yang terjadi pada waktu dini hari sekitar pukul 01.45 juga menimbulkan pertanyaan. Bagaimana bisa anak-anak seusia tersebut keluar tengah malam tanpa pendampingan dan pengawasan orang tua?Walaupun dia artis, orang tersohor, atau pun anak gaul ibu kota bukan jadi alasan seorang anak-anak bisa berkeluyuran bebas dimalam hari seperti itu.

Dari sana kita bisa menilai dampak lemahnya pengawasan orang tua, pada keluarga yang mengalami perceraian. Tidak pernah ada yang diuntungkan dari sebuah perceraian. Yang terjadi justru anak-anak menjadi korban karena kurangnya perhatian dan kasih sayang serta pengawasan orang tua yang sangat mereka butuhkan agar dapat tumbuh dewasa dengan baik.

Nyata-nyata uang tidak bisa membeli segalanya. Kebebasan yang diberikan Ahmad dhani pada anak-anaknya justru saya nilai menjadi bumerang bagi pembentukan akhlak dan moral anak-anak. Kebebasan yang tidak terbatas yang diberikan ahmad dhani guna menarik simpati anak-anak agar mau memilih hidup bersamanya membuat anak menjadi tidak mempunyai kontrol diri untuk dapat hidup teratur dan disiplin.

Dalam kasus kecelakaan ini, tidak bisa sepenuhnya menyalahan anak. Sulitnya menjadi anak korban perceraian tidak hanya dirasakan oleh “dul” saja namun banyak anak-anak didunia. Sudah banyak penelitian yang menyebutkan dampak gangguan psikologi pada anak akibat perceraian, seperti halnya apa yang dialami anak ahmad dani dan maia estianty ini.

Dalam beberapa penelitian yang dilakukan oleh American Sosiological Review mengenai dampak perceraian didapati beberapa dampak nyata gangguan psikologi yang dialami oleh anak dari keluarga broken home diantaranya sebagai berikut:

– Timbul rasa kesedihan, kesepian, kecemasan.

– Perasaan bersalah (mereka berpikir, karena (anak) kedua orang tua menjadi sering berantem dan bercerai)

– Bertindak agresif dan diluar kendali (perilaku merokok, kebut-kebutan, mabuk, narkoba)

– Dewasa lebih dini, ketika kurangnya perhatian dan kasih sayang selayaknya anak-anak membuat mereka ditempa dan dipaksa menjadi dewasa lebih dini.

– Terlalu bebas karena minimnya pengawasan dan edukasi dari orang tua.

Itulah beberapa dampak negatif perceraian orang tua bagi perkembangan anak. Seperti yang dialami oleh “dul” secara tidak langsung saya menilai juga merupakan imbas dari perceraian kedua orang tua mereka. Walau kelihatannya mereka tampak bahagia dilayar kaca, namun sebagai pemerhati psikologi anak saya yakin ada kegundahan dan kegalauan dihati “Dul” sebagai anak dari korban perceraian orang tua.

Opini:

Dilihat dari kasus yg di alami oleh dul, peran orang tua sangatlah penting untuk memberikan pengetahuan akan bahaya mengemudi apabila belom cukup umur. Selain itu seharusnya para penegak hukum juga memberikan penyuluhan kepada anak anak dibawah umur untuk tidak mengemudi apabila tidak memiliki sim. Zaman sekarang banyak para pelajar yg membawa kendaraan padahal mereka belom memiliki sim. Setelah adanya kasus dul, beberapa pihak baru melarang membawa kendaraan apabila belom memiliki sim. Di Indonesia kebanyakan apabila suatu kasus baru terjadi maka baru diadakan pelarangan. Padahal tidak perlu menunggu banyaknya korban yg berjatuhan, seharusnya dari dulu sudah ada pelarangan. Oleh karna negara kita adalah negara hukum, maka hukumlah seseorang yang melanggar peraturan berdasarkan kesalahan yang dia perbuat. Buruknya hukum mencerminkan buruknya kehidupan suatu negara. Jika hukum itu lebih baik, niscaya tujuan negara untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur akan tercapai

sumber: http://m.kompasiana.com/post/read/590750/2/kecelakaan-maut-dul-anak-ahmad-dani-

Leave a Comment »

No comments yet.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.